Senin, 08 Desember 2014

Cerpen Remaja Membisu


Cerpen Remaja Membisu
aku membisu di ujung kota. ingin rasanya mengusap air matanya. membasuh  lumpur yang semakin hari semakin mengendapkan hatinya didasar jiwa. memeluknya, mencoba sedikit saja menghangatkan dirinya yang sekarang teramat kaku untuk mengnal kasih. namun kecewa telah mengubah kasih menjadi gengsi yang teramat tinggi.
pat itukah dia menghilang dimakan usia? Aku rindu dia yang dulu selalu membuatku cemburu akan otaknya yang amat briliant". tak sadar air mata malu-malu menyembul dari dua ujung mata. pesan yang ku baca membuat pikiranku melayang menembus waktu kebelakang.
---000---
dia terbangun menyapa mentari yang sudah tinggi menjulang. cahaya matahari yang mencoba menembus kaca usang tepat sepuluh senti diatas ranjangnya mampu mempermaikan mata merah yang sekarang terbelalak menatap ruangan. dia bangkit. gontai melangkah menuju kamar mandi. dilihatnya rumahnya sepi dari hilir mudik manusia. dia basuh seluruh tubuh, berharap penat luntur terbawa air, hanyut ke selokan yang sama-sama kotor dengan penat yang menjerat dirinya.


Cerpen Remaja Membisu

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda