Senin, 08 Desember 2014

Cerpen Remaja


Cerpen Remaja

Terlalu

Terlalu.
enam bulan berlalu namun tak ada sedikit perubahan. rokok terus mengepul dari dua celah bibirnya. hitam. semakin hitam hidupnya.
pernah suatu hari dia menikmati malam berteman cahaya bintang disebuah kantor tua menemani pak maful berjaga. tanpa satu kata izin dari orang rumah. lagi-lagi rokok dan kopi menemani malamnya. puh.....! sungguh berubah.
" wis jam siji mas?" pak maful mengingatkan. tapi sayang tak ada tanggapan.diam.sepi. "mbok digoleti mamah karo bapa. tak telfonna apa?" pak mafulmeminta.
"nda usah pak."jawabnya singkat
sepanjang malam hanya pembicaraan itu sja yang terlontar, sisanya hanya diramaikan dengan suara desiran angin dan tv yang hampir sekarat memamerkan pertandingan liga Champion. KREETTT, ZZZZTTTTTTTT, GOOOOOO, ZZZZZTTTTTTT,OOOOLLLLLL.
hanya senyum datar yang terlukis dari bibirnya.
esoknya.
adzan pak Sasmedi membawanya pulang kerumahnya. tanpa memperdulikan ocehan yang keluar dari mamah sejak membuka kunci pintu hingga dia merebahkan tubuh tegapnya diatas kasur. dia menidurkan diri hingga mimpi membelai tubuh dan pikiran yang lelah.


Cerpen Remaja

Terlalu

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda